Pulang sekolah, Maya ngajak Ocha buat nonton anak basket latian. Sebenernya Ocha sama sekali nggak mau, tapi Maya maksa terus, juga katanya sebagai penebus rasa jealous-nya tadi siang. Kalo Maya udah ngungkit-ngungkit itu, yah, Ocha apa boleh buat…
Di tengah lapangan Rio lagi ng-dribble bola. Ini cuma perasaan Ocha atau emang bener kalo Rio jadi lebih semangat setelah liat Ocha sama Maya nontonin dia.
”Cha, Cha, liat deh… Rio jadi semangat gitu… pasti gara-gara ada dua cewek cantik lagi nontonin dia,” Maya nyengir kuda.
”Haha iya kali May…”
Ocha berusaha tersenyum lebar tapi dia yakin pasti senyumnya keliatan banget dibuat-buat, kayak nggak ikhlas gitu. Tapi syukurnya Maya lebih fokus ke Lapangan fiuh… kalo Maya liat Ocha kayak gitu dia pasti curiga…
Jam setengah lima mereka pulang. Maya pokoknya harus nonton sampai latiannya selesai katanya, kalo enggak dia nggak bakal bisa tenang sampai rumah.
Hari ini Maya dijemput mamanya, katanya mau langsung jenguk tantenya yang lagi sakit. Sementara Ocha nggak enak kalo nebeng sama Maya, jadi Ocha nunggu jemputan aja.
Ocha nunggu di depan gerbang sekolah…
Jam setengah lima mereka pulang. Maya pokoknya harus nonton sampai latiannya selesai katanya, kalo enggak dia nggak bakal bisa tenang sampai rumah.
Hari ini Maya dijemput mamanya, katanya mau langsung jenguk tantenya yang lagi sakit. Sementara Ocha nggak enak kalo nebeng sama Maya, jadi Ocha nunggu jemputan aja.
Ocha nunggu di depan gerbang sekolah…
”Hay,”
Terdengar suara cowok yang mengagetkannya. Ocha menoleh, ternyata cowok itu Rio, tanpa sadar Ocha dengan bengong melihat Rio…
”Hmm, kenapa? Ada yang salah ya?” tanya Rio lembut.
Ya ampun Ocha nge-fly banget diajak ngomong sama Rio, rasanya kayak mimpi di siang bolong *eh, sebenernya udah sore sih, tapi kan nggak lucu kalo dibilang mimpi di sore bolong(?)
”Ocha? Kok diem aja sih?”
”Ah? Eng eng enggak kenapa-napa kok,” Ocha tergagap.
Ocha mulai kebingungan, kok bisa Rio sang ketua basket yang cool ini tau namanya, cewek yang sama sekali nggak eksis di sekolahan. Bahkan banyak banget cewek-cewek cantik yang naksir sama dia… Ocha sama sekali nggak abis pikir.
”Hmm, bay the way kamu kok tau namaku sih?” tanya Ocha penasaran.
”Haha taulah, bahkan aku tau semuanya tentang kamu Ocha Tania Putri…”
Terdengar suara cowok yang mengagetkannya. Ocha menoleh, ternyata cowok itu Rio, tanpa sadar Ocha dengan bengong melihat Rio…
”Hmm, kenapa? Ada yang salah ya?” tanya Rio lembut.
Ya ampun Ocha nge-fly banget diajak ngomong sama Rio, rasanya kayak mimpi di siang bolong *eh, sebenernya udah sore sih, tapi kan nggak lucu kalo dibilang mimpi di sore bolong(?)
”Ocha? Kok diem aja sih?”
”Ah? Eng eng enggak kenapa-napa kok,” Ocha tergagap.
Ocha mulai kebingungan, kok bisa Rio sang ketua basket yang cool ini tau namanya, cewek yang sama sekali nggak eksis di sekolahan. Bahkan banyak banget cewek-cewek cantik yang naksir sama dia… Ocha sama sekali nggak abis pikir.
”Hmm, bay the way kamu kok tau namaku sih?” tanya Ocha penasaran.
”Haha taulah, bahkan aku tau semuanya tentang kamu Ocha Tania Putri…”
No comments:
Post a Comment